Pernah anda mendengar istilah konyol sepert ini: karena semua orang yang beragama belajar tentang pencipta yang transenden, lalu mereka semua punya semacam baseline pengetahuan teologi dan karenanya dianggap sebagai ‘teolog’? Ya, saya pernah juga konyol. Not a big deal? ya. Mungkin aja. Tapi tulisan ini soal bobo, soal lelap, pentingnya nyenyak dan tidur.
Maaf ya. Karena semua kita pernah tidur dan selalu akan tidur dan perlu tidur, tetapi itu tidak membuat kita semua jadi specialist atau tepatnya ahli soal tidur, soal apa itu tidur lelap alias bobo. Hanya karena anda akan menghabiskan sekitar 116800 jam dalam 40 tahun hidup anda, itu tidak berarti anda paham soal tidur. Kecuali anda seorang Matthew Walker – the Diplomat of Sleep alias diplomat lelap – yang menulis buku yang perlu anda baca atau anda adalah seorang brain scientists atau dokter.
The Science of Sleep oleh Walker dan mengapa kita kita tidur penting menjadi sebuah pengetahuan umum yang perlu kita tahu. Ilmunya berkembang seiring dengan perkembangan brain science alias ilmu otak.
***
Suatu hari di bulan Mei tahun 1993. Malam kedua menuju hari ketiga ujian akhir nasional level SMA. Sebagaimana biasa, teman-teman belajar sistim kebut semalam di SMA 1 SoE, Ulu Klau (kini menetap di Malaysia) dan Rifat Maromon (dosen Arsitek Undana) menegak kopi yang dicampur dengan garam. Dampak eksperimen itu mengakibatkan saya tidak bisa tidur malam itu. Sekitar hanya sejam lelapnya. Kami tidak paham kalau kebiasaan bila berulang itu bisa membunuh dan atau merusak banyak organ maupun fungsi organ dalam tubuh dari jantung, ginjal hingga otak.
Sewaktu studi teknik sipil di Unika Kupang, saya Sekitar 1993/1998, kami sering mengulang kebiasaan itu. Kebanggan semu mahasiswa teknik yang seolah bergadang sebagai sebuah tanda mahasiswa teknik sejati. Sounds familiar?
Sebagai Civil Engineer level Supervisor di Rekayasa Industri, era 1999/2000, kami bangun pabrik semen termasuk struktur seperti silo, cement packer serta berbagai tempat untuk mechanical. Setiap kali mengecor fondasi beton raksasa ataupun struktur beton seperti silo, berhari-hari kami harus mengurangi jatah tidur karena gantian supervisi kontraktor yang terkadang nakal soal kualitas.
Semasa studi PhD kebiasaan ini diulangi lagi. Dan sebagaimana biasa, seperti saya, walaupun studi tentang management risiko bencana, para calon ilmuan hanya berkutat dengan disiplinnya sendiri. Akibatnya kemudian berpotensi fatal. Ada tipikal mahasiswa PhD kemudian kurang tidur, kurang olah raga, diet yang kurang sehat dan overweight. Tidak heran, tidak sedikit yang kemudian kena diabetes, darah tinggi, dan beberapa dampak ikutan lainnya. Beberapa teman saya kemudian kena stroke, bahkan ada yang meninggal di usia muda.
****
Ya, tentang tidur dan mengapa perlu tidur, kita perlu teropong ilmu pengetahuan. Kita perlu tidur minimal 7-9 jam. Salah satu komitmen saya dalam tahun-tahun ke depan adalah meningkatkan jumlah jam tidur dari rata-rata 7.5 jam ke 9 jam per hari.
Kekurangan tidur akan menurunkan kinerja anda mulai dari berpikir, hingga kinerja pribadi lainya: kemampuan pengambilan keputusan yang rasional, menurunnya daya ingat, kontrol emosi, gangguan keseimbangan seks dan produksi testosteron, menurunnya daya tahan tubuh dan sebagainya. Dalam bentuk yang paling buruk, dampaknya adalah kematian.
Katakanlah anda mau hidup sehat hingga umur 80 tahun atau setara 700800 jam. Minimal anda harus tidur sebanyak 233600 dengan rata-rata harian 8 jam. Tanpa ini, anda sulit menikmati sisa jam ketika anda terbangun.
***
Berikut beberapa daftar tips untuk bisa lelap secara berkualitas:
- Rencanakan jadwal tidur – jadwalkan secara rutin sebisa mungkin: tidur dan bangun dalam waktu yang sama. Usahakan tidak ada gangguan soal ini, kecuali harus travel antar negara dalam jarak jauh.
- Tidak menggunakan alarm karena dapat mengakibatkan stress sebagai aksi kaget bangun
- Kenali dan tetapkan siklus sirkadian anda: circadian rhythm adalah siklus 24 jam dalam proses fisik biologis makluk hidup, yakni sebuah pola yang secara inheren diproduksi tubuh dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti cahaya maupun suhu.
- Hindari kafein atau nikotin sebisa mungkin. Bagi yang sensitif, sebaiknya tidak minum kopi di sore hari karena tubuh butuh 10 jam untuk menggeluarkan pengaruh kafein secara total.
- Berolah raga tetapi tidak dalam 3 jam sebelum tidur.
- Jangan tidur setelah jam 3 petang karena akan kesulitan tidur di malam hari.
- Jangan minum alkohol kecuali dapat dimetabolisme tubuh waktu tidur
- Hindari makan dan minum tengah malam. Buang air tengah malam mengakibatkan disrupsi waktu tidur.
- Kurangi cahaya sebelum tidur karena cahaya menunda proses ritme circadian anda.
Bersambung………!